Bumiayu.Id – Pemain berusia 26 tahun tersebut mengungkapkan bahwa ia mengalami kesulitan mental yang serius, termasuk depresi, sebelum akhirnya memutuskan untuk mencari bantuan profesional.
“Saya tidak bisa tidur, saya tidak bisa makan, saya tidak bisa berbicara dengan siapa pun,” kata Richarlison kepada majalah Sport.
“Istri saya memaksa saya mencari bantuan. Itu menyelamatkan hidup saya.”
Richarlison menyatakan bahwa dengan bantuan psikologis, dia berhasil mengatasi masalahnya dan kembali merasa lebih baik.
“Saya menyelesaikan semua sesi saya dengan psikolog dan kemudian berlatih dengan baik, bahkan mencetak gol pada pertandingan berikutnya,” tambahnya.
Pengakuan ini datang di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di dunia olahraga, terutama di level profesional di mana tekanan dan ekspektasi seringkali tinggi.
Richarlison berharap bahwa pengalaman pribadinya dapat menginspirasi orang lain yang mungkin juga mengalami kesulitan mental untuk mencari bantuan yang mereka butuhkan.
“Saya pikir tidak apa-apa untuk meminta bantuan. Tidak apa-apa untuk berkonsultasi dengan dokter,” ujarnya.
Pernyataan ini juga menunjukkan bahwa bahkan atlet papan atas seperti Richarlison juga rentan terhadap masalah kesehatan mental, dan penting bagi siapa pun untuk memprioritaskan kesehatan mental mereka dan tidak ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan.