Bumiayu.Id – Pemerintahan Amerika Serikat telah memulai tahap awal perencanaan untuk pengembangan teknologi 6G, mengindikasikan upaya serius dalam menghadapi era konektivitas masa depan. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang inisiatif ini, tujuan, serta dampak yang mungkin terjadi dengan langkah awal menuju generasi seluler berikutnya.
Keputusan pemerintah AS untuk memulai perencanaan pengembangan 6G mencerminkan kesadaran akan pentingnya teknologi ini dalam membentuk masa depan ekonomi dan inovasi. Sementara teknologi 5G masih dalam proses implementasi di berbagai negara, langkah awal menuju 6G menunjukkan tekad untuk tetap berada di garis depan teknologi seluler global.
Gedung Putih berencana bertemu pada hari Jumat dengan pejabat pemerintah, pemimpin bisnis, dan anggota komunitas akademis untuk membahas strategi membangun teknologi nirkabel 6G generasi mendatang dan pembelajaran dari peluncuran 5G.
Teknologi 6G hampir pasti akan segera hadir dalam beberapa tahun ke depan, namun upaya pemerintah ini kemungkinan merupakan bagian dari upaya untuk mengalahkan Tiongkok dan menjadikan Amerika Serikat sebagai pemimpin dalam konektivitas nirkabel, serta merencanakan dengan hati-hati teknologi-teknologi baru yang penting bagi perekonomian nasional. keamanan dan perekonomian yang lebih luas.
“Sangat penting bagi kita untuk mulai melihat masalah ini sejak dini,” kata seorang pejabat keamanan pemerintahan Biden dalam panggilan pers pada Kamis malam. Gedung Putih ingin “mengambil pelajaran dari 5G tentang pentingnya keterlibatan dan ketahanan sejak dini,” kata pejabat itu, dan menerapkannya untuk mengembangkan jaringan 6G yang “mengoptimalkan kinerja, aksesibilitas, dan keamanan.”
Dibandingkan dengan 4G, teknologi 5G baru menjanjikan peningkatan kinerja yang signifikan dalam hal kecepatan, keandalan, dan waktu jeda tanpa jeda, membuka pintu bagi segala hal mulai dari prosedur bedah baru dan transportasi yang lebih aman hingga video game yang lebih imersif.
Beberapa negara, termasuk Tiongkok, telah mendapatkan daya tarik yang lebih besar. Namun, kondisi di Tiongkok tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan kondisi di AS, karena pemerintah Tiongkok memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keputusan bisnis, menurut Leo Gergs, seorang analis di ABI Research.
Lebih terbatasnya adopsi 5G di AS juga dapat dikaitkan dengan fakta bahwa infrastruktur jaringan 5G berkembang lebih lambat dari yang diharapkan, kata Gergs. Akibatnya, jaringan 5G kurang kuat dan konsumen mungkin melihat lebih sedikit insentif untuk membayar mahal untuk konektivitas 5G.
Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa teknologi 6G masih dalam tahap konseptual, dan standar resminya belum sepenuhnya terbentuk. Oleh karena itu, perencanaan awal ini juga mencakup dukungan terhadap riset dan standardisasi internasional. Dengan berpartisipasi aktif dalam forum standar global, Amerika Serikat berupaya memastikan bahwa teknologi 6G yang dikembangkan nantinya dapat diadopsi secara luas dan kompatibel dengan sistem global.
Dampak dari pengembangan teknologi 6G diperkirakan akan melibatkan perubahan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Kecepatan internet yang lebih tinggi, keterhubungan yang lebih baik, dan kemampuan untuk mendukung berbagai aplikasi canggih, termasuk realitas virtual dan augmented, menjadi beberapa potensi manfaatnya. Selain itu, teknologi ini diharapkan dapat membuka pintu untuk inovasi baru yang saat ini sulit dibayangkan.
Dengan perencanaan awal untuk pengembangan teknologi 6G, Amerika Serikat berusaha untuk tetap menjadi pemimpin dalam era konektivitas masa depan. Meskipun perjalanan menuju implementasi penuh teknologi ini masih panjang, langkah awal ini menandai tekad untuk tetap bersaing dalam peta jalan teknologi seluler global. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, Amerika Serikat berharap dapat membentuk masa depan yang lebih terkoneksi, inovatif, dan memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat dan ekonomi.