Bumiayu.Id –
“Intelligence Quotient” (IQ) adalah sebuah standar pengukuran yang digunakan untuk menilai kecerdasan seseorang. Tujuan dari tes kecerdasan ini adalah untuk mengukur kemampuan penalaran dan pemecahan masalah seseorang.
Menurut catatan sejarah, psikolog Prancis Alfred Binet adalah orang yang pertama kali menciptakan tes IQ. Pemerintah Perancis memintanya merancang tes yang dapat digunakan untuk mengetahui siswa mana yang paling membutuhkan bantuan akademis.
Binet mengembangkan konsep usia mental atau usia mental berdasarkan penelitiannya. Anak-anak pada kelompok usia tertentu dengan cepat menjawab pertanyaan tertentu; beberapa dari mereka mampu menjawab pertanyaan yang biasanya dijawab oleh anak-anak yang lebih tua, yang menunjukkan bahwa anak-anak tersebut memiliki usia mental yang lebih tinggi daripada usia kronologis sebenarnya. Kemampuan rata-rata anak dalam kelompok umur tertentu menentukan ukuran kecerdasan Binet.
Rata rata iq orang indonesia
Table Contents
Menurut studi Lynn dan Meisenberg, orang Indonesia memiliki skor IQ rata-rata 87, jauh lebih rendah daripada Singapura, yang memiliki skor 108. Menurut Kumparan, IQ rata-rata penduduk Indonesia berada di peringkat 126 dari 199 negara. Namun, apakah IQ rata-rata orang Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan negara tetangga yang lebih dekat?
Penyebab
Faktor dari rendahnya Iq suatu negara bisa berasal dari banyak faktor, seperti:
1. Kekurangan gizi
Karena kemiskinan, banyak anak di Indonesia kekurangan nutrisi sejak dalam kandungan. Ini diperpanjang saat anak diberi makan seadanya dan tumbuh. Kesadaran untuk mengurangi konsumsi susu atau mengonsumsi makanan secara asal-asalan adalah dua contohnya. Contoh lain adalah banyaknya orang Indonesia yang tidak suka makan ikan laut atau tidak mampu membeli makanan yang kaya nutrisi.
2. Rendahnya sistem pendidikan
Kita menyadari bahwa sistem pendidikan kita sangat rumit dan terlalu berpusat pada hapalan daripada pemahaman filosofis dan dasar ilmu. Hal ini diperparah oleh fakta bahwa orang tua tidak memberikan dukungan yang cukup kepada anaknya untuk mempertahankan tingkat kecerdasan mereka. Pemerintah juga harus menangani masalah ini segera.
3. Minimnya budaya membaca
Jumlah literasi di Indonesia sangat rendah, dan ada banyak orang yang malas atau bahkan tidak bisa membaca. Perkembangan teknologi smartphone telah menyebabkan minat membaca di masyarakat semakin menurun. Anak-anak muda zaman sekarang tidak lagi tertarik untuk membaca buku karena mereka lebih tertarik dengan smartphone daripada buku.
4. Anggapan bahwa adab lebih penting dari ilmu
Banyak sekali orang yang melakukan pembenaran dengan mengatakan bahwa tidak apa apa tidak berilmu namun lebih beradab. padahal ilmu dan beradab sama pentingnya. namun orang orang indonesia lebih mengutamakan adab. dengan begitu orang indonesia lebih mudah terkena hoax yang tersebar melalui internet dan mudah untuk dibodohi karena mudahnya termakan oleh hoax.
Namun kita tidak bisa menyalahkan atas satu pihak saja terkait permasalahan ini. Banyak sekali yang harus dibenahi dalam sistem kemasyaratakan kita dan sistem pemerintahan di indonesia. Target indonesia emas 2045 sepertinya tidak akan berjalan mulus karena masih banyaknya permasalahan yang harus dibenahi mulai dari akarnya. Permasalahan ini sebenarnya sudah ada sejak lama dan sebenranya ini juga merupakan tugas kita juga bukan pemerintah saja yang harus memeperbaiki masalah ini. Dimulai dari keluarga untuk mendidik anak agar makan makanan bergizi, menyukai membaca, dan sebagainya. Kita sebagai generasi muda juga harus sadar akan masalah ini agar masalah ini cepat terselesaikan dan visi indonesia emas 2045 menjadi terwujud.