Bumiayu.id – Sejak awal rilis Apple iPhone sudah menjaminkan para penggunanya sebuah fitur keamanan, Namun akhir – akhir ini para hacker berhasil memasukkan Malware kedalam parangkat tersebut.
Yang terbaru adalah Spyware Pegasus dari Israel. Bos Whatsapp pun memberikan komentarnya tentang kasus ini. Pegasus kembali menjadi pembicaraan setelah Amnesty International mengungkap daftar berisi ribuan nomor telepon yang diduga menjadi sasaran spyware tersebut. Beberapa di antara nomor tersebut merupakan milik presiden, menteri, aktivis dan jurnalis.
WhatsApp sendiri juga sangat familiar dengan spyware Pegasus. Pada tahun 2019, 1.400 pengguna WhatsApp menjadi target spyware Pegasus, sampai-sampai aplikasi messaging itu menggugat NSO Group.
Dalam wawancara dengan The Guardian, Cathcart memuji langkah Microsoft dan perusahaan teknologi lainnya yang mengungkap bahaya malware. Ia kemudian meminta Apple untuk melakukan langkah yang serupa.
“Saya harap Apple akan mengambil pendekatan itu juga. Bicara yang lantang, ikut bergabung,” kata Cathcart seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (27/7/2021).
“Tidak cukup hanya mengatakan sebagian besar pengguna kami tidak perlu khawatir. Tidak cukup hanya mengatakan ‘oh ini hanya memiliki ribuan atau puluhan ribu korban’,” sambungnya.
“Jika ini mempengaruhi jurnalis di seluruh dunia, ini mempengaruhi pembela hak asasi manusia di seluruh dunia, itu mempengaruhi kita semua. Dan jika ada ponsel yang tidak aman artinya ponsel semua orang tidak aman,” imbuhnya.
Cathcart mengatakan ia melihat paralel antara serangan Pegasus ke pengguna WhatsApp dengan laporan yang diterbitkan Amnesty International. Ia juga mengatakan telah berdiskusi dengan pemerintah di seluruh dunia tentang serangan spyware Pegasus ke pengguna Whatsapp.
Klien utama yang membeli Pegasus dari NSO Group adalah pemerintah untuk mengawasi ponsel milik kelompok teroris atau penjahat. Spyware ini bisa mencuri berbagai data dari ponsel seperti pesan, foto, email, catatan telepon, hingga mengaktifkan mikrofon.
Ke depannya, Cathcart meminta pemerintah di seluruh dunia untuk membuat sistem yang bisa membuat pencipta spyware bertanggung jawab atas ciptaannya.
“NSO Group mengklaim bahwa banyak pemerintah yang membeli software mereka, itu artinya pemerintah itu, bahkan jika penggunaan mereka lebih terkontrol, pemerintah itu yang mendanai ini,” ucap Cathcart.
“Haruskah meeeka berhenti? Haruskah ada diskusi tentang pemerintah apa saja yang membeli software ini,” pungkasnya.