Belanda merupakan negara Eropa yang memiliki sejarah panjang di Indonesia. Belanda menjadi salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia selama 300 tahun lamanya. Sepanjang masa penjajahan tersebut, Belanda melakukan berbagai macam kebijakan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi dari Indonesia.
Namun, pada awal abad ke-20, Belanda mengubah kebijakannya terhadap Indonesia dengan mencetuskan politik etis. Politik etis merupakan kebijakan yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan di Indonesia dan memberikan hak yang sama kepada penduduk pribumi.
Asal Usul Politik Etis
Table Contents
Politik etis berasal dari gagasan Eduard Douwes Dekker yang lebih dikenal dengan nama Multatuli. Multatuli adalah seorang penulis asal Belanda yang menulis buku “Max Havelaar” pada tahun 1860. Buku tersebut menceritakan tentang penghisapan rakyat Indonesia oleh Belanda dan menjadi salah satu buku yang sangat berpengaruh pada masanya.
Buku tersebut membuat banyak orang di Belanda merasa malu dan merasa harus bertanggung jawab terhadap rakyat Indonesia. Hal ini kemudian memunculkan gagasan untuk mencetuskan politik etis di Indonesia.
Tujuan Politik Etis
Tujuan utama dari politik etis adalah untuk memperbaiki kondisi di Indonesia dan memberikan hak yang sama kepada penduduk pribumi. Belanda ingin mengubah citra buruk mereka sebagai negara penjajah yang hanya mengambil keuntungan tanpa memberikan apapun kepada rakyat Indonesia.
Belanda juga ingin membangun infrastruktur di Indonesia dan membuka lapangan kerja untuk penduduk pribumi. Selain itu, politik etis juga bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada penduduk pribumi agar mereka bisa memperoleh pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Penerapan Politik Etis
Penerapan politik etis di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20. Salah satu kebijakan yang diambil adalah memperluas hak-hak politik bagi penduduk pribumi. Hal ini ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang Warga Negara tahun 1913 yang memberikan hak suara kepada penduduk pribumi yang memiliki kemampuan membaca dan menulis.
Belanda juga membuka sekolah-sekolah dan memberikan beasiswa kepada penduduk pribumi yang ingin melanjutkan pendidikan ke Eropa. Selain itu, Belanda juga membangun jalan, jembatan, dan pelabuhan di Indonesia untuk mempermudah transportasi barang dan orang.
Dampak Politik Etis
Politik etis memiliki dampak yang positif maupun negatif bagi Indonesia. Dampak positifnya adalah pendidikan dan kesehatan penduduk pribumi meningkat, infrastruktur di Indonesia semakin baik, dan lapangan kerja semakin banyak terbuka.
Namun, dampak negatifnya adalah politik etis juga menjadi alat bagi Belanda untuk memperkuat pengaruhnya di Indonesia. Belanda masih menguasai ekonomi Indonesia dan pejabat-pejabat di Indonesia masih diisi oleh orang Belanda.
Masa Depan Politik Etis
Politik etis tidak berlangsung lama di Indonesia. Selama Perang Dunia II, Belanda dikalahkan oleh Jepang dan Indonesia menjadi merdeka pada tahun 1945.
Meskipun politik etis tidak berlangsung lama, namun kebijakan tersebut memiliki pengaruh yang besar pada sejarah Indonesia. Politik etis menjadi titik awal perubahan dalam hubungan antara Belanda dan Indonesia dan menjadi salah satu tonggak sejarah yang harus diingat oleh setiap orang Indonesia.